POLJATIM || Peringatan Hari Santri Nasional
(HSN) tahun 2107 memasuki tahun ketiga. Tahun ini, sejumlah kalangan
memeriahkan perayaan ini dengan beragam kegiatan. Untuk wilayah Ngawi perayaan
HSN 2017 sesuai rencana awal digelar lebih semarak yang dikemas berbagai
kegiatan.
Inngam Ketua Panitia HSN 2017 Kabupaten
Ngawi mengatakan, HSN sesuai tema yang diusung ‘Meneguhkan Peran Santri
dalam Bela Negara, Menjaga Pancasila, dan NKRI’ akan disajikan kegiatan yang bisa memberikan inovasi dan inspirasi
kepada para santri. Tentunya semua kegiatan HSN di Ngawi bisa memberikan makna
universal dan dapat mempromosikan moderasi Islam (religious
mederation) kepada masyarakat pada umumnya.
“Untuk HSN tahun ini memang beda banyak
agenda yang digelar lebih spetakuler berbeda dari tahun sebelumnya. Intinya
adalah HSN kali ini mengajarkan nasionalisme, hubbul wathon minal iman
sekaligus mengajarkan bagaimana menjadi santri yang baik, di samping ajaran-ajaran
Islam yang toleran dan dinamis,” terang Inngam Ketua Panitia HSN Kabupaten
Ngawi.
Berikut 7 kegiatan sekaligus bentuk
kemandirian santri Kabupaten Ngawi menyambut HSN 2017. Kegiatan pertama Jambore
Santri Nusantara digelar tanggal 13-15 Oktober 2017 dilapangan Desa Teguhan,
Kecamatan Paron, disusul Ziarah Makam Auliya dan Ulama Pejuang ngawi bersama
Bupati Ngawi Budi Sulistyono pada 17 Oktober 2017.
Selain itu, Bhakti Santri Untuk Negeri
didalamnya ada kegiatan donor darah, pengobatan bekam dan santunan terhadap
kaum dhuafa di LP Ma’arif NU Ngawi. Tidak sebatas itu, juga digelar Ijasah
Kubro pada 19 Oktober 2017 berupa wawasan keilmuan pendiri NU hadratus Syaikh
KH.Hasyim Asy’ari yang dibawakan oleh Al-Mujiz KH.Tuhri asal Bojonegoro di
Masjid Baiturrahman Ngawi.
“Puncak acaranya tetap pada 22 Oktober
2017 ditandai dengan apel para santri dan kirab. Dan sehari sebelumnya 21
Oktober bakal digelar fashion show santri putri plus bazaar di Pendopo Wedya
Graha,” beber Inngam.
Sementara itu melalui via selular Bupati Ngawi Budi Sulistyono menegaskan
HSN 2017 tidak lepas dari histori para ulama dan santri yang berkaitan langsung
dengan perjuangan merebut kemerdekaan. Dimana pada 22 Oktober 1945 KH Hasyim
Asyari mengeluarkan fatwa jihad bagi seluruh umat Islam, untuk ikut berperang
melawan penjajah.
“Kami mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan 22 Oktober
sebagai hari santri sekaligus hari libur nasional. Mengapa harus ditetapkan
hari santri tentunya sangat mendasar peran dari santri yang cukup besar
terhadap bangsa ini,” pungkas Bupati Ngawi Budi Sulistyono. (pr)
EmoticonEmoticon