Poljatim || Polda Jatim, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Polresta Kediri menyelenggarakan seminar kebangsaan dengan mengusung tema “Memperkokoh Jiwa Nasionalisme dan Nilai-Nilai Kebangsaan Bagi Generasi Muda dalam Perspektif Islam”, Minggu (29/10).
Kasat Binmas Polresta Kediri, AKP Kus
Sumardi, SH dan Dr. H Sholahuddin Fathurahman, akademisi dari Uniska
Kediri menjadi pembicara dalam acara yang dibuka oleh ketua MUI Kota
Kediri Profesor Nur Akhid.
Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 67
peserta terdiri dari perwakilan ormas Islam di wilayah Kecamatan
Pesantren. Dalam sambutannya ketua MUI Kota Kediri Profesor Nur Akhid
yang menyampaikan tentang pentingnya wawasan kebangsaan bagi generasi
muda dalam memperkokoh jiwa nasionalisme.
Menrurut Prof Nur Akhid, pentingnya
peran generasi muda dalam memperdalam agama Islam memiliki tujuan agar
tidak terseret dalam kelompok radikalisme yang berujung pada tindakan
anarkis semua maupun terorisme.
Setelah pembukaan yang diisi dengan Mars
Ya la Wathon dilanjutkan dengan seminar inti, Kasat Binmas Polres
Kediri kota menyampaikan materi generasi muda sebagai basis anti
radikalisme terorisme dan ideologi anti Pancasila.
Dalam pemaparannya Kasat Binmas
menjelaskan perkembangan radikalisme dan terorisme di Indonesia , salah
satunya adalah tahapan seseorang menjadi radikal.
Selain itu Kasat Binmas menyampaikan pola
rekrutmen kelompok radikal metode baru melalui media sosial. Sehingga
para generasi muda khususnya generasi Islam harus mampu menjadi filter
masuknya ajaran radikalisme yang disebarkan melalui media sosial.
“Salah satunya dengan cara mencari guru
atau pemimpin yang jelas di dalam memperdalam agama Islam. Salah satu
contohnya jika mendapat kiriman ataupun postingan berkaitan dengan
radikalisme agar dikonsultasikan maupun dibicarakan dengan guru ngaji
maupun guru agamanya,” kata AKP Kus Sumardi.
Dari pola ini diharapkan para
generasi muda tidak salah dalam memahami ajaran agama Islam. Selain itu
yang lebih penting lagi Kasat Binmas menyampaikan pesan agar generasi
muda bijak dalam menggunakan media sosial karena saat ini pemerintah
khususnya Polri sedang berperang melawan berita bohong atau hoax yang
dijadikan sarana untuk mengadu domba dan menghancurkan bangsa Indonesia.
Setelah pemaparan pada session tanya
jawab ada 4 penanya diantaranya mengenai maraknya penyalahgunaan
media sosial untuk penyebaran radikalisme. “Disisi lain tidak mungkin
kita menghindari kemajuan teknologi. Oleh kerena itu harus bijak dalam
bermedia sosial,” tambahnya.
EmoticonEmoticon